Rabu, 12 November 2008

IV. Aku Menyesal !!!

Diriwayatkan dari Sayyidina Hasan ra, Rasulullah SAW bersabda: “Setiap orang diikuti oleh dua orang malaikat pencatat kebaikan dan keburukan, bila orang itu melakukan keburukan maka setiap malaikat pencatat keburukan hendak mencatatnya dicegah oleh malaikat pencatat kebaikan dengan mengatakan : Biarkan, tunggulah beberapa saat mungkin saja dia bertaubat”. Di dalam riwayat lain dikatakan: “Keburukan orang itu tidak dicatat kecuali sudah melakukannya sebanyak lima kali jika dia beramal sholeh satu kali maka seluruh keburukannya itu dihapus. Mengetahui apa yang ditetapkan Allah SWT ini, syaitan berteriak dengan mengatakan, ‘Kapan aku dapat menguasai manusia jika keadaannya seperti ini?’”

Ada seorang wanita yang datang menemui Abu Hurairah ra dan mengatakan “Wahai Abu Hurairah! Masih adakah ointu taubat bagiku? Ketika ditanya perbuatan maksiat apa yang telah dilakukannya, wanita itu mengatakan “Aku telah melakukan dosa yang sangat besar sebab aku telah berzina, maksiat ini aku lakukan terus-menerus hingga lahirlah seorang bayi, tetapi karena takut diketahui orang maka aku langsung membunuh bayi itu”. Setelah mendengar penuturan wanita ini Abu Hurairah ra langsung menemui Rasul dan mengungkapkan keinginan wanita itu yang hendak bertaubat atas perbuatan maksiatnya, lalu Rasulullah SAW membacakan ayat: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah SWT dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah SWT (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah SWT dengan kebajikan, dan adalah Allah SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [QS. Al-Furqan, 67-70]

Para ulama telah menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh mereka yang hendak bertaubat kepada Allah SWT, tentu penetapan ini diambil dari Al-Qur’an dan hadist sebab taubat itu bukan hanya berkaitan dengan lisan saja tetapi juga berkenaan dengan hati dan perbuatan, diantara syarat yang disebutkan oleh para ulama itu adalah:

1. Penyesalan atas apa yang telah dia lakukan. Rasul SAW mengatakan: “Penyesalan itu adalah taubat”.

2. Meninggalkan semua perbuatan dosa yang pernah dilakukannya. Rabiah mengatakan: Sungguh Istigfar kita butuh pada Istigfar yang banyak, Apabila ada seseorang yang mengucapkan Istigfar tetapi di dalam hatinya masih terbesit untuk bermaksiat lagi maka orang itu telah melakukan kedustaan.

3. Bertekad bulat untuk tidak mengulangi perbuatannya itu, taubat seseorang itu dapat terlihat dari empat perkara:
  • Selalu menjaga lisan dari perkataan yang mengandung gibah, dusta dan yang tidak bermanfaat.
  • Hatinya bersih dari kedengkian dan permusuhan terhadap saudaranya kaum Muslimin
  • Selalu berusaha untuk menjauhi orang-orang yang tidak berkelakukan baik
  • Menyesal dengan apa yang telah dilakukan dari berbagai kemaksiatan dan menyiapkan diri untuk menyambut kematian serta bersungguh-sungguh dalam ketaatan kepada Allah SWT.


4. Ikhlas, hendaklah selalu berusaha untuk mengikhlaskan taubatnya dan juga segala amal ibadahnya, jika seseorang meninggalkan perbuatan maksiat didasari dengan keikhlasan pasti Allah SWT akan menggantinya dengan yang lebih baik, seperti; ketika seseorang menginggalkan berjualan minuman keras pasti Allah SWT akan memberikan rizki dari jalan yang lebih baik. Rasulullah SAW mengatakan: “Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah SWT maka Allah SWT akan menggantikannya denga yang lebih baik dari apa yang ditinggalkannya”


5. Bila dosa yang telah kita lakukan berkaitan dengan manusia maka selain memenuhi syarat yang disebutkan di atas juga harus meminta maaf kepada oran gyang pernah kita sakiti dan bisa ada benda milik orang itu yan gkita ambil maka harus dikembalikan terlebih dahulu kepada yang empunya.


Ketika bertemu dan menghadapi orang yang bertaubat hendaknya kita bersikap dengan memperlihatkan kecintaan sebab Allah SWT telah mencintai mereka dan tidak lupa untuk mendo’akan orang itu agar dikuatkan hatinya dalam ketaatan kepada Allah SWT, jangan pernah menghinanya disebabkan dosa-dosa yang pernah dulakukannya pada masa terdahulu kemudian tidak mengapa untuk memberikan beberapa nasehat agar lebih mantab dalam taubatnya dan terus beristiqamah dalam ketaatan kepada Allah SWT hingga akhir hayatnya.

Orang beriman itu adalah mereka yang cinta dan bencinya karena Allah SWT, maksudnya; ketika seseorang mukmin beramal sholeh maka kita mencintai oran gitu namun bila mereka melakukan kemaksiatan maka kita harus membenci perbuatan orang itu, dan jika dia telah bertaubat dengan meninggalkan kemaksiatannya maka kita harus mencintai orang tersebut. “Sesungguhnya Allah SWT mencintai orang yang bertaubat dan suka bersuci”


Barangsiapa yang melazimkan untuk membaca istigfar, Allah SWT akan mengeluarkan dari berbagai kesulitan dan memberikan rizki tanpa diduga-duga

Tidak ada komentar: