Minggu, 09 November 2008

Hadist Arbain An-Nawawiyah : Hadist 1

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .

*[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]*


Dari Amirul Mu'minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.

[*Riwayat dua imam muhadditsin, Abu Abdullah Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang*]



Catatan
Mengerti tentang niat adalah 1/3 agama, karena perbuatan yang mubah akan mengandung pahala. Niat adalah merupakan amalan yang ringan dan berpahala dan tidak bisa diikuti oleh syaitan, semua amalan di goda oleh syaitan kecuali niat. Niat itu bersunggunh2 untuk mengerjaakn suatu perbuatan oleh sebab itu tidak sama dengan angan-angan. Amalan tidak ada yang sempurna, tetapi niat bisa sempurna. Amalan yang kecil bisa bernilai besar karena niatnya, dan juga sebaliknya amalan besar bisa menjadi bernilai kecil krn niatnya.

Tempatnya niat adalah di hari oleh karena itu yang tau hanya diri sendiri dan Allah. Kita menghukumi yang jelas sedang Allah menghukumi yang tidak jelas (batin), seperti hati. Niat di lisan sangatlah dianjurkan.

Syarat Niat adalah (1) Ikhlas, (2) Ada contoh dari Rasulullah SAW; jika tidak ada maka tidak sah. Tidak sempurna iman seseorang kecuali beriman dengan hatinya, dengan lisannya, dengan amalnya.

[Catatan dari Ta'lim Majlis Nurul Fajri, Pimpinan Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf]

Tidak ada komentar: