Senin, 10 November 2008

III. Tidak ada dosa yang dianggap kecil (1/2)

Ada seorang raja yang meminta seorang ahli ibadah untuk menemani dirinya di dalam istana, lalu si ahli ibadah beranya kepada sang raja; Wahai raja, apa yang akan engkau lakukan juga suatu saat anda melihat aku bercumbu dengan istri-mu?. Mendengar pertanyaan seperti ini sang raja marah besar seraya berkata; Kurang ajar sekali kamu wahai ahli ibadah! Lancang sekali mulutmu mengucapkan kalimat itu. Mendengar jawaban itu orang ahli ibadah itu pun pergi seraya berkata; Sungguh aku memiliki Tuhan yang sangat Dermawan dan Maha Pemberi maaf yang ridak pernah mengusirku walaupun aku melakukan kesalahan sebanyak tujuh puluh kali dalam satu hari, Dia tidak pernah mengusirku dan tetap memberikan rizki, lalu bagaimana mungkin aku tinggalkan pintu-Nya dan pindah ke pintu seseorang yang marah kepadaku padahal aku belom sempat melakukan kesalahn? Aku tidak dapat bayangkan bagaimana bila aku telah melakukan kesalahan".

  1. Jangan menganggap kecil suatu perbuatan dosa. Sebab dosa-dosa sekecil apapun bila terkumpuk akan menjadi sebab kehancuran seseorang, Rasul bersabda “Hati-hatilah terhadap dosa-dosa yang engkau anggap kecil, umpama orang yang singgah di suatu wadi lalu setiap orang mengumpulkan beberapa batang dahan dan semuanya dikumpulkan menjadi satu maka pastilah akan terkumpul menjadi banyak”
  2. Ada beberapa dosa yang dianggap kecil oleh sebagian orang padahal dosa itu besar dalam pandangan Allah SWT. Oleh sebab itu mudah sekali seseorang mengerjakan perbuatan tersebut sebeb dia melihat banyak orang melakukannya. Berkata Abu Said Al-Khudri ra : “Sungguh kalian melakukan sebuah perbuatna di mata kalian lebih halus daripada sehelai rambut dahulu kami menghitung (perbuatan) itu di masa Rasulullah SAW termasuk yang menghancurkan”
  3. Berhati-hatilah kalian terhadap dosa yang dilakukan secara terang-terangan atau di depan umum. Rasulullah SAW bersabda : “Setiap orang (yang melakukan dosa) diberi maaf kecuali orang-orang yang mekakukannya dengan terang-terangan dan termasuk yang melakukan dengan terang-terangan itu adalah ketika seseorang melakukuan dosa di malam hari lalu di pagi harinya dia ditutupi oleh Allah SWT, maka ia mengatakan kepada orang lain: ‘Wahai fulan, malam tadi aku telah melakukan ini dan itu’, dia membuka penutup Allah SWT yang telah diberikan kepadanya”. Seorang muslim tentu tidak layak dan harus berusaha untuk selalu menghindari berbagai perbuatan maksiat dan dosa, baik yan gdilakukan secara sembunyi-sembunyi terlebih secara terang-terangan.. Salah satu sebab efek negatif perbuatan dosa yang dilakukan secara terang-terangan adalah mendorong orang lain untuk menirunya dan bisa didiamkan terus berjalan selain mendatangkan bencana juga akan menimbulkan anggapan yang meremehkan dosa tersebut. Oleh karen aitu Allah SWT mengecam karas mereka yang bermaksisat secara terang-terangan dan menyebarluakannya. Allah SWT Berfirman “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar dikalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah SWT mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. An-Nur, 19)
  4. Janganlah mengulur waktu untuk bertaubat. Sebab kalian, tidak mengetahui kapan datangnya kematian, sungguh kematian itu datangnya lebih cepat daripada apa yang kamu bayangkan. Boleh jadi kematian itu datang sedang engkau belum bertaubat, dan hendaklah kalian sadari bahwa taubat itu tidak akan diterima oleh Allah SWT bila nyawa sudah sampai pada tenggorokannya. Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada seorang yang melakukan perbuatan dosa lalu dia segera berwudhu dengan wudhu yang baik kemudian mendirikan sholat dua rekaat lalu meminta ampun kepada Allah SWT dari perbuatan dos itu kecuali Allah SWT akan memberikan ampunan kepadanya”

Tidak ada komentar: