Selasa, 09 Desember 2008

Orang Pintar: Mereka yang mengingat kematian

Dibalik Musibah Ada Kasih Sayang Allah

Habib Abdurrahman Assegaf


Orang Pintar

Mereka yang mengingat kematian


Banyaknya ayat yang berbicara tentang kematian dan hadist dari Rasulullah SAW yang menganjurkan kita untuk tidak pernah melupakan kematian, bahkan dianggap bodoh bagi mereka yang melupakan kematian dan tergolong orang pintar serta cerdas bagi mereka yang selalu mengingatnya.

Berkata Ubnu Umar ra, seseorang pernah datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya; “Ya Rasul, siapakah orang yang cerdas dan pintar itu?, Nabi Muhammad SAW bersabda “Mereka yang paling banyak mengingat kematian dan terbanyak persiapannya untuk menghadapi kematian, mereka itu adalah orang yang pintar mereka pergi meniggalkan dunia dengan kemuliaan dan keutamaan akherat” [HR. Ibnu Majah dengan sanad yang baik, Ibnu Abi Duria dan Imam Baihaqi dalam kitab Zuhud, Targhib 4/119]

Anas bin Malik ra mengatakan, ketika Rasulullah SAW melewati sekelompok orang yang sedang tertawa terbahak-bahak, beliau mengatakan kepada mereka; “Perbanyaklah oleh kalian mengingat yang menghilangkan kenikmatan” [HR. Imam Munziri dalam kitabnya Targhib, 118] terusan riwayat ini “Tidak mengingat kematian salah seorang diantara kalian dalam keadaan kesempitan kemudian menjadi luas dan tidak mengingatkan dalam keadaan luas melainkan menjadi sempit”.

Kematian adalah musibah besar yang menimpa seseorang sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an; “Hai orang-orang yang beriman, apa bila salah seorang kamu menghadapi kematian sedang dia akan berwasiat, maka hendaklah disaksikan oleh dua orang yang adil diantara kamu atau dua orang yang berlainan agama dengan kamu, jika kamu dalam perjalanan di muka bumi lalu kamu tertimpa musibah kematian” [Al-Maidah, 160]

Kematian merupakan musibah besar tetapi ketahuilah sungguh saat seseorang lupa terhadap kematiannya merupakan musibah yang lebih besar dari kematian itu sendiri.

Rasulullah SAW tidak bosan-bosannya mengingarkan agar kita tidak melupakan kematian. Karena dengan mengingat kematian seseorang akan lebih dapat menjaga perbuatan, lisan dan hatinya.

Robi’ bin Khaitsam menggali kubur dalam rumahnya dan setiap hari dia tidur di dalamnya demi untuk mengingat kematian, beliau berkata; “Seandainya mengingat kematian berpisah dari hatiku seseaat saja niscaya hatiku akan mengalami kerusakan”.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz biasa mengumpulkan para ulama setiap malam untuk mengingatkan tentang kematian, hari kiamat dan akhirat. Setelah itu mereka semuanya menangis karena memikirkan tentang kematian yang akan mereka hadapi.

Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa dengan mengingatkan kematian seseorang akan selalu beramal sholeh dan takut untuk bermaksiat dan sebaliknya dengan melupakan kematian orang mudah untuk melanggar aturan-aturan Allah SWT dan Rasul-Nya.

Tidak berlebihan kiranya jika kita katakan bahwa, kemaksiatan yang menyebar di atas muka bumi saat ini tidak lain salah satu akibat dari kelalaian manusia untuk mengingat kematian.

Ketika Abdullah bin Idris menghadapi kematiannya, anak-anak putri beliau bersedih hingga tidak dapat menahan tangisnya, mendengar tangisan putri-putrinya itu Abdullah mendekap mereka seraya berkata; “Wahai putri-putriku! Janganlah kalian menangisi kepergian ayahmu ini, sungguh atu telah mempersiapkan untuk menyambut datangnya kematian ini dengan banyak membaca Al-Qur’an bahkan di rumah ini saja aku telah mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak empat ribu kali”


Tidak ada komentar: