Selasa, 09 Desember 2008

Kematian: Jangan Pernah Engkau Lupakan!! (2/2)

3. Bersifat Qana’ah

Orang yang banyak mengingat kematian bersifat qana’ah yaitu menerima dengan penuh ikhlas apa yang telah diberikan Allah SWT kepadanya. Berkata Anas bin Malik ra sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda; “Tidak mengingat kematian salah seorang diantara kalian dalam keadaan kesempitan kecuali menjadi luas”

Orang yang bersifat qona’ah hidupnya dinaungi ketenangan dan kemuliaan serta menjadi orang kaya, Ali bin Abi Thalib ra pernah mengatakan; “Sifat qana’ah adalah dasar kekayaan yang sesungguhnya”.

Sebanyak apapun harta yang diperoleh dan dimiliki oleh seseorang tidak akan pernah memuaskannya jika tidak ada sifat qana’ah dalam hatinya.

Rasulullah SAW bersabda; “Seandainya manusia memiliki sebuah wadi yang dipenuhi pihon kurma niscaya dia akan berangan-angan untuk memiliki ylang serupa (satu wadi lagi dan jika sudah memilikinya) nisacaya dia akan berangan-angan untuk memiliki yang serupa dengannya bahkan dia akan berangan-angan untuk memiliki beberapa wadi lagi (begitulah seterusnya) dan (sungguh) tidak akan memenuhi perut manusia kecuali diisi dengan tanah (yaitu mati)” [Faidhul Qadir, Jil. 5, hal 417, Al-Imam Nawawi dalam kitabnya tersebut memberikan kode atau tanda keshahihan hadist ini].

Qana’ah membuat manusia menjadi bersyukur dan mendapatkan ketengan di dalam hidpnya. Jalan terbaik untuk menumbuhkan sifat qana’ah pada diri seseorang adalah dengan banyak mengingat kematian.

Imam Nawawi telah mengungkapkan dalam syairnya tentang pentingnya Qana’ah pada seorang Muslim: “Aku dapati qana’ah adalah dasar kekayaan. Maka aku berjalan dan memegang dengan bayangan qana’ah. Maka aku hidup kaya tanpa dirham. Aku berjalan dihadapan manusia bagaikan seorang raja”.


4. Bersegera Untuk Beramal

Banyak mengingat kematian menimbulkan semangat seseorang untuk banyak beramal demi mencapai kebahagiaan akherat. Berkata Jabir bin Abdullah ra, Rasulullah SAW pernah berkhutbah di hadapan kami dengan mengatakan; “Wahai manusia! Bertaubatlah kepada Allah SWT sebelum kalian mati dan bersegeralah kalian melakukan amal sholeh sebelum sibuk dan sambunglah hubungan antara kamu dengan Tuhan kamu dengan banyak mengingat-Nya dan banyak bersedekah di saat sepi dan ramai”.

Raasulullah SAW bersabda; “Setiap orang yang meninggal dunia diantara kalian pasti merasa menysal, para sahabat bertanya; Penyesalan terhadap apa ya Rasul? Nabi Muhammad SAW menjawab: “Apabila si mayyit itu orang baik dia menyesal mengapa tidak lebih banyak beramal dan jika si mayyit itu orang yang tidak baik dia menyesal mengapa dicabut ruhnya padahal dia belum sempat beribadah” [HR. Imam Turmudzi, Kitab Zuhud bab 59 dan Imam Baihaqi, Kitab Az-Zuhud].

Ketergesa-gesaan merupakan hal yang dilarang dalam Agama Islam, dikatakan “ketergesa-gesaan itu datangnya dari setan”, tetapi bila berkaitan dengan amal atau ibadah maka harus disegerakan dan tidak boleh ditunda-tunda.

Allah SWT berfirman; “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa” [QS. Alu Imran, 133], Rasulullah SAW bersabda: “Tidak tergesa-gesa dalam segala urusan itu adalah suatu kebaikan kecuali dalam beramal untuk akherat” [HR. Imam Abu Daud, Imam Hakim, Kitab Al-Mustadrak dan Imam Baihaqi (At-Targhib,4/125)].


Tidak ada komentar: